Thursday 24 December 2020

Menengok Perjalanan Bela Negara sejak Era Pergerakan Nasional hingga Reformasi

Perjalanan Bangsa Indonesia telah melewati tahap-tahap yang begitu panjang. Penjajahan, penindasan, kesengsaraan rakyat, dan gugurnya Para Pahlawan ketika mempertahankan tanah air menjadi hal yang identik dengan puncak yang diraih oleh Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga hari ini, masih tersimpan dengan rapi di benak Kita akan tebalnya buku sejarah di bangku SMA, yang menjadi bukti akan besarnya perjuangan yang telah terjadi di masa lalu. Kekalahan dan kemenangan silih berganti mewarnai semangat perjuangan Para Pahlawan dikala itu. Dokumentasi, manuskrip, bukti fisik, hingga cerita-cerita yang masih Kita dengar dari Para Veteran seakan mengingatkan dengan tegas bahwa perjuangan memang benar adanya. Ada darah dan keringat yang jatuh demi mengibarkan Sang Merah Putih dengan gagahnya di atas tiang-tiang di depan rumah Kita. Ada nyawa yang melayang dengan tidak sia-sia demi bangsa yang besar ini.

Mencoba membawa angan Kita pada apa yang telah terjadi pada saat itu. Perjuangan yang dilakukan demi mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh para tentara, atau kelompok tertentu, tapi seluruh rakyat Indonesia telah menjadi bagian dari sejarah menegangkan ini. Perjuangan di sini tidak hanya tentang pertumpahan darah dan pertempuran bersenjata, tapi juga mengorbankan harta, benda, semangat, hingga waktu yang begitu berharga. Sebagian rakyat berdiri di garis depan, mengangkat senjata dan melawan dengan gigihnya di atas medan perang, sementara sebagian yang lain berada di garis belakang. Memastikan ketersediaan logistik, menanggulangi luka dan kerusakan akibat pertempuran, melakukan pembinaan pada masyarakat untuk bersatu mengusir penjajah, hingga kegiatan diplomasi yang mempengaruhi kuat-lemahnya perlawanan yang berlangsung. Namun periode ini tidak berlangsung secara terus-menerus. Perjalanan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan semangat bela negara diwarnai periode-periode yang beragam, yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Berikut pembagian beberapa periode tersebut :

1. Periode Pergerakan Nasional

Pada masa ini, perjuangan bela negara tercermin melalui keberadaan organisasi-organisasi pergerakan nasional yang muncul sebagai akibat dari kehendak Bangsa Indonesia untuk memulai gerakan kemerdekaan. Munculnya beberapa organisasi di beberapa bidang ini menguatkan keyakinan rakyat Indonesia untuk memulai pergerakan dalam memulai kemerdekaan Indonesia. Gagasan-gagasan kemerdekaan telah lahir lewat adanya pemerhati pendidikan, organisasi perdagangan, organisasi ideologi negara, hingga salah satu momen penting yang menjadi simbol pergerakan para pemuda dalam melakukan upaya persatuan bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yakni pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

2. Periode 1945-1949

Periode pasca kemerdekaan Indonesia masih diwarnai dengan situasi yang tidak stabil. Mulai dari agresi yang dilakukan oleh Belanda, hingga beberapa perlawanan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia sebagai sikap dari tindakan penjajah yang belum sepenuhnya pergi dari Indonesia. Pada masa ini, bela negara tertuang melalui terbentuknya PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) di Bukittinggi, Sumatera Barat, sebagai respon tindakan dari diambil alihnya Ibu Kota Republik Indonesia di Yogyakarta oleh Belanda.

3. Periode 1950-1965

Terjadi banyak pemberontakan di berbagai daerah di Indonesia, seperti pemberontakan APRA di Bandung, Andi Aziz di Makassar, DI/TII, RMS, dsb. Berbagai peristiwa ini memunculkan upaya untuk menghadapi dan memberantas pemberontakan yang terjadi. Bela negara diidentikkan dengan upaya pertahanan keamanan, baik itu bersenjata maupun tidak.

4. Periode 1966-1998

Adanya konsep pertahanan nasional dalam rangka menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang terjadi pada masa itu. Kegiatan bela negara tercermin melalui tindakan seluruh warga negara yang dilakukan melalui berbagai macam aspek kehidupan secara nasional. 

5. Periode 1998-sekarang

Pada era reformasi ini, bela negara merupakan salah satu upaya untuk mengatasi berbagai krisis yang tengah berlangsung di Indonesia, maupun permasalahan yang tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Keikut sertaan warga dalam proses bela negara dilakukan melalui kemampuan/profesi masing-masing individu.

Meskipun Bangsa Indonesia telah memperoleh kemerdekaannya sejak 75 tahun yang lalu, bukan berarti perjuangan rakyat Indonesia berhenti sampai di situ saja. Berbagai masalah dan pergolakan masih terus terjadi demi terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Sebagai generasi penerus perjuangan Para Pahlawan, Kita harus mampu menerapkan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dalam ucapan, namun juga tindakan nyata, sehingga Kita dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul di negeri ini.


Sumber :

<https://militer.id/peringatan-hari-bela-negara-dalam-pusaran-sejarah-indonesia/>


Nama : Aulia Jihan Ramadhana Habibah (19071010002)

Tugas Pendidikan Bela Negara/UPN 'Veteran' Jawa Timur

Friday 21 September 2018

Masa Paling Indah itu Masa SMP atau SMA, Sih? (Pengalaman Pribadi)

Hi! Here I am!

Kali ini saya ingin membagikan salah satu pengalaman yang pernah saya alami. Pengalaman yang kadang membuat saya ‘berpikir’ dua kali untuk menjawabnya. Karena saya tahu, jawaban atas pertanyaan tersebut tidak sepenuhnya objektif. Melainkan 80% opini. Opini yang bagi saya benar, tapi belum tentu bagi kalian juga benar. Yang jelas, kita saling menghargai sesama dan tentunya ambil saja sisi positifnya.

Tulisan ini dibuat ketika saya duduk di bangku akhir masa sekolah saya. Kelas dua belas. Kelas tiga SMA. Kelas dimana saya mengalami masa putih abu-abu yang sebenarnya. Lah terus kelas sepuluh-sebelas nggak putih abu-abu gitu? Bukan gitu maksudnya.

Terus terang, ketika awal saya masuk bangku SMA, saya merasa bahwa dunia saya berubah 180o. Jauh berbeda dari masa dimana saya duduk di bangku SMP dulu. Perubahan utama yang bahkan bisa saya rasakan sejak awal adalah lingkungan. Lingkungan SMA tempat dimana saya menempuh pendidikan saat ini berada di Perumnas yang padat penduduk. Yang setiap pagi selalu memaksa saya untuk menjadi titisan Marquez: pembalap (dadakan). Masih mending Marquez, balapan di sirkuit bagus, motor bagus, lawan bagus. Lah saya? Jalanan kota rusak (yang bolak-balik dibenerin tetep balik lagi, rusak), pake matic yang kadang suka lupa ada adik saya di belakang yang misuh-misuh dengan cara nyetir saya, balapan sama orang berangkat kerja, sama truk yang gak mau kalah sama pengguna motor, sama ibu-ibu yang nganterin anaknya sekolah bonceng empat, dan nggak lupa nyetirnya pakai metode urakan (damai, buk),belum lagi macet, lampu merah yang lama, nganterin adik ke sekolah dulu, dan banyak alasan lainnya.

Belum lagi lingkungan interal sekolah saya yang berbeda dengan lingkungan di SMP. Teman-teman yang (menurut saya) lebih beragam, lebih berkelas, lebih individualis, dan memiliki intelektual yang nggak bisa diremehin. Lalu apa perbedaannya? Ketika saya SMP, di awal saya masuk dan mengikuti MOS/ PLS, saya bertemu dengan teman yang sangat ramah, sangat loyal terhadap sesama, entah sekadar menanyakan nama, sekolah asal, mengapa memilih bersekolah disini, dan sebagainya. Dan pada hari pertama KBM, saya sudah memiliki banyak teman. Sedangkan di bangku SMA? Saya mencoba melakukan hal yang sama, sok kenal, dan tanggapan mereka adalah biasa saja; menjawab dengan lugas tanpa menanyakan kembali, atau membicarakan hal lain, bahkan hingga saya duduk di bangku kelas IPA. Sikap individualis itu benar-benar saya rasakan sampai beberapa minggu saya duduk disana. Memiliki teman sebangku yang bahkan lebih pendiam dari saya. Sehingga memaksa saya mengunci rapat-rapat mulut saya untuk ngomong kesana-kesini bersamanya.

Perbedaan yang kadang membuat saya menyesal telah memilih bersekolah di sekolah yang cukup ‘tinggi’ untuk manusia berotak minimalis seperti saya. Ketika saya memutuskan untuk pindah ke kelas IPS—karena memang sejak awal saya sangat-sangat-sangat tidak menyukai jurusan IPA (khususnya matematika), saya mulai merasakan sedikit suasana cair. Teman-teman yang dengan ramah menyapa saya, menawarkan pada saya untuk duduk sebangku dengan mereka, mengajak saya berbicara, mengajak saya ke kantin bersama, dan sebagainya. Yang saya rasakan setelah pindah ke kelas IPS saat itu adalah bersyukur. Saya diselamatkan oleh Tuhan dari kumpulan makhluk-makhluk pendiam yang tahan mental dalam menghadapi pelajaran kimia selama tiga jam, dan dikenalkan dengan manusia-manusia kelas IPS yang baik dan tidak jelas, yang mampu membuat saya melebur dalam waktu singkat bersama mereka. Dan saya merasa nyawa saya yang sempat menghilang selama beberapa hari di SMA itu akhirnya kembali dengan bersamanya saya yang resmi menjadi bagian dari siswa kelas IPS.

Jika ditanya soal indah mana sih, masa SMP sama SMA? Tentu dengan sangat yakin, saya menjawab masa SMP. Seperti yang saya katakan sebelumnya, jawaban saya bukan jawaban objektif, yang pastinya tidak semua orang merasa sama dengan opini saya. Lalu kenapa menjawab lebih indah masa SMP kalau alasannya cuma faktor lingkungan?

Faktor lingkungan bukan satu-satunya alasan mengapa saya lebih mencintai masa SMP saya daripada masa SMA. Ketika duduk di bangku SMP, untuk pertama kalinya saya mulai belajar lepas dari embel-embel ‘anak kecil’, belajar mengenal lebih banyak individu dengan beragam cara dibandingkan dengan masa SD, belajar mengenal banyak materi pelajaran yang lebih beragam, belajar menyesuaikan dengan guru per-mata pelajaran, belajar mengenal organisasi dan kegiatan yang lebih luas, belajar bertanggung jawab, dan yang paling indah adalah belajar menyukai lawan jenis. Sedangkan di masa SMA, saya sudah mengenal itu semua, dan hanya satu yang perlu saya pelajari dengan betul di bangku SMA: belajar dewasa.

Mau tidak mau, seorang siswa yang baru saja lulus dari SMP dan melanjutkan ke jenjang SMA/SMK, maupun bekerja, akan menghadapi dunia yang jelas berbeda dengan ketika mereka menyandang status sebagai siswa SMP. Entah itu pergaulan, tekanan, kewajiban, dsb. Secara tidak sadar, pribadi yang terbentuk ketika SMP akan mengalami perkembangan dan perubahan. Mungkin tidak banyak yang menyadarinya. Namun beberapa teman saya mengatakan ‘ya’. Perubahan itu pasti terjadi. Entah berubah menuju arah yang positif, atau malah negatif. Dan disinilah, di bangku SMA, saya mencoba membuktikannya.

Ketika duduk di bangku SMP, saya memiliki empat orang sahabat. Saat ini kami berempat, tidak lagi berada di sekolah yang sama. Kami meneruskan pendidikan kami di jenis sekolah, nama sekolah, dan lingkungan sekolah yang berbeda. Sistem pendidikan yang tidak sama antar sekolah kami membuat kami memiliki banyak hambatan untuk sekedar kumpul dan melakukan banyak hal seperti dulu. Namun sebisa mungkin, kami selalu mencari ruang untuk bisa bertemu, untuk sekedar tahu keadaan masing-masing, dan bertukar cerita tentang kehidupan yang kami jalani saat ini. Ketika saya bertemu mereka, setelah dua tahun tidak bersama, saya dapat merasakan perbedaan yang ada pada kami. Baik itu cara berbicara, cara menyikapi sesuatu, cara berpendapat, atau cara kami menghadapi situasi. Namun dari sekian banyak perbedaan yang tercipta diantara kami berlima, kami tetap berusaha menghargai, menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik, sebisa mungkin kami tetap menjaga agar masa-masa indah yang saya miliki bersama mereka tidak menghilang begitu saja hanya karena perubahan.

Hal lainnya adalah saya mengikuti organisasi dan kegiatan yang beragam. Ketika saya SMP, saya mencoba memberanikan diri untuk bergabung dalam banyak aktivitas positif yang kadang malah menyita waktu belajar saya. OSIS, ekskul bandvocal group, karya ilmiah remaja, dan kegiatan lainnya. Saya sangat menikmati masa-masa dimana saya mengenal sesuatu yang baru dalam hidup saya. Ikut larut dalam indahnya kepolosan anak-anak yang mulai tumbuh dewasa. Dan banyak hal yang saya lakukan di masa SMP mengantar saya pada satu hal yang indah, yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Jatuh cinta.

Saya mulai menyadari bahwa saat itu saya benar-benar telah tumbuh menjadi seorang remaja ketika secara tidak sadar, saya selalu memikirkan satu orang setiap waktu. Mencari informasi tentangnya, berjalan bolak-balik di sepanjang koridor depan kelasnya hanya untuk memastikan apakah hari itu dia masuk sekolah, melihat dan memotretnya secara diam-diam dari jauh, atau merasa berbeda setiap kali berbicara dengannya. Dan lama setelahnya, saya baru mengerti bahwa itu adalah pertama kalinya saya merasakan jatuh cinta pada seorang laki-laki. Indah sekali!

Lain halnya dengan masa SMA saya. Dimana saya tidak pernah merasa se- excited itu ketika berhadapan dengan seorang laki-laki. Tidak ada cerita indah tentang cinta pada masa SMA saya.Sedih? Iya, juga enggak. Sedih karena saya dulu menganggap bahwa masa SMA adalah masa-masa indah seperti yang ada di film-film roman, masa dimana mungkin saja saya mengenal seorang laki-laki dan kembali merasa cemburu-cemburuan hingga sedih berlarut-larut seperti ketika saya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Nyatanya tidak. Dunia SMA yang saya kenal adalah tentang tugas-belajar-masa depan. Tapi setidaknya saya merasa bersyukur, saya mengenal teman-teman kelas yang memahami saya, dimana hal ini tidak saya temukan ketika saya SMP, mungkin karena sikap kami yang pelan-pelan sudah menunjukkan kedewasaan. Selain itu tekanan untuk fokus pada satu tujuan: masa depan membuat saya berhenti membagi sebagian waktu saya pada hobi, ekstrakulikuler, dan kegiatan lainnya, dan membuat saya untuk tetap melihat lurus pada satu tujuan.

Persaingan yang semakin ketat, motivasi yang semakin banyak, dan keinginan untuk bisa mewujudkan cita-cita membuat saya merasa sangat menghargai waktu saya bersama tumpukan tugas dan waktu saya bersama teman-teman saya.

Putih abu-abu. Tak selamanya sesuatu yang putih akan terus menjadi putih, manakala noda dan debu yang kita temui di sepanjang perjalanan akan membuat warna putih itu tak lagi putih. Tapi saya bersyukur, setidaknya dunia saya tidak hanya diisi oleh satu warna kehidupan saja.

Putih abu-abu, indah, berwarna, tapi tak semenyenangkan itu. Tapi coba sadarilah, lalu berterimakasihlah, putih abu-abu telah mengantarmu untuk berkenalan dengan sikap dewasa.

Jadi, sudah jelas? Lebih indah mana masa SMP dengan masa SMA? Silahkan menikmati masa-masa indah itu sendiri. Tidak akan ada yang benar-benar mengerti suatu hal jika belum merasakannya sendiri. Percayalah.



Masa SMA yang indah kalau tugasmu sebagai jomblo nggak cuma mantengin temen yang lagi kasmaran.

Friday 27 January 2017

Not Angka Surat Cinta Untuk Starla - Virgoun

Hai sob,
Kali ini aku bawa postingan yang mungkin bermanfaat untuk kalian yang pengen belajar not angka lagu Surat Cinta Untuk Starla yang dibawakan oleh Virgoun dalam single-nya.

Perlu dipahami ya, kunci yang saya tulis disana dimulai dari Do=B (mungkin itu yang bisa saya dengar dari lagu aslinya)

Jadi untuk kalian yang ingin memulai dari Do=C (agar lebih gampang untuk belajar), lebih baik kuncinya diubah dulu.
Semoga bermanfaat.



Tuesday 24 January 2017

Ragu Buat Jadi Siswa MTsN 2 Surabaya ? Baca yuk !

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Kali ini saya datang dengan profil sekolah menengah pertama tercinta, Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya. Sebelumnya saya tidak bermaksud menilai sesuatu dari pandangan masyarakat secara keseluruhan. Karena orang yang berbeda tentu mempunyai persepsi yang berbeda pula. Jadi, maaf apabila ada yang kesalahan yang tidak maupun yang saya sengaja.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya. Yang banyak dikenal dengan singkatan MTs 2. Sekolah ini dibangun pada 27 Mei 1980 di Jalan Citra Raya No. 27 Surabaya. Menjadi sekolah Islam yang pada awal dibangun masih sedikit peminat (siswa) untuk bersekolah disini. Mungkin karena masyarakat pada era itu masih sangat minim pengetahuannya akan pentingnya agama untuk anaknya. Namun seiring berkembangnya zaman dan pengetahuan, kini masyarakat banyak yang menyadari betapa pentingnya menanamkan ilmu agama untuk anaknya sebagai bekal di akhirat.

Untuk menjadi seorang siswa/siswi MTs tidak menggunakan NEM hasil Ujian Nasional sebagai patokannya. Namun memerlukan tes yang meliputi tes mata pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, matematika, IPA, bahasa inggris. Juga pelajaran agama yang terbagi menjadi beberapa mata pelajaran termasuk bahasa Arab. Selain tes tulis, juga ada tes membaca kitab suci Al-Quran. Disamping melalui tes jalur umum, juga ada jalur prestasi yang (biasanya) diadakan sebelum tes jalur umum. Prestasi disini meliputi akademik dan non-akademik.

Persaingan untuk menjadi siswa/siswi di MTs ini cukup berat. Ketika saya menjadi siswa disini, siswa yang diterima hanya sekitar 1 dibanding 3. Jadi, suatu kebanggaan apabila siswa yang benar-benar berniat untuk mempelajari ilmu agama lebih spesifik bisa diterima di madrasah ini.

Membahas tentang mata pelajaran yang diajarkan. Sebelum saya menjadi siswa di madrasah ini saya sempat berpikir bahwa menjadi seorang siswa madrasah hanya akan bertemu dengan pelajaran agama yang membosankan setiap harinya, mulai dari pagi hingga sore. Namun pemikiran itu hilang ketika saya mengetahui bahwa mapel yang diajarkan sama seperti sekolah menengah pertama lainnya. Pelajaran umum, muatan lokal, dan tambahan 4 pelajaran agama plus bahasa Arab.

4 mata pelajaran agama tersebut meliputi Fiqih, Aqidah Akhlak, Qur’an Hadist, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Kalau dari sudut pandang saya, saya paling suka dengan pelajaran Fiqih. Karena yang dipelajari adalah apa yang kita lakukan sehari-hari. Seperti sholat sunnah tahajjud, istikharah, dhuha, dan masih banyak lagi. Namun pelajaran lainnya juga seru, apalagi jika sudah berbicara mengenai sejarah Islam dari zaman Rasulullah SAW. Hingga Khulafaur Rasyidin.

Menjadi siswa/siswi madrasah yang banyak menerima pelajaran yang berkaitan dengan Islam bukan berarti kita dibatasi untuk berprestasi. Berbagai kegiatan di luar KBM juga banyak, seperti ekstrakulikuler dan kajian Islam.

Ekstrakulikuler di madrasah sangat beragam. Masing-masing pun sering mengukir prestasi dan mengharumkan nama madrasah. Seperti badminton, futsal, basket, voli, BTQ, band, tari, paskibra, paduan suara, jurnalis, pramuka, dsb. Kegiatan lain seperti LDKS, diklat jurnalis, sholat dhuha, senam pagi, istighosah, dan masih banyak lagi.

Lingkungan sekolah yang nyaman dan asri membuat siswa nyaman dalam proses pembelajaran. Pohon-pohon besar mampu menghalangi panas matahari yang terik sehingga sangat sejuk untuk melepas penat setelah pelajaran berlangsung.

Peraturan yang ketat tidak membuat para guru menjadi monster galak yang harus ditakuti. Mereka tetap menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengajar yang siap membagi ilmunya untuk para siswa. Setiap siswa tentu memiliki kesan dan persepsi sendiri terhadap setiap guru. Yang jelas, jika kita mampu bersikap baik kepada siapapun, dan dimanapun. Maka orang lain akan bersikap baik pula kepada kita.

Menjadi seorang siswa yang baik dan berprestasi tidak sepenuhnya tergantung dimana tempat kita menuntut ilmu. Tapi adanya niat, usaha, dan doa inshaallah memudahkan kita meraih apa yang kita inginkan. Jika kamu menang atas suatu usaha dan pertandingan, jangan mengangkat tinggi dagumu dan angkuh. Masih banyak orang di atasmu yang lebih hebat darimu. Tetap berkarya dengan minat dan bakatmu, yakinlah jika kau punya niat, niscaya Tuhan memberikan jalan.


Sekian dari saya, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh



19/11/2015


Tuesday 18 October 2016

Rekomendasi 5 Cerita Sedih Wattpad

Sumber gambar : shiramedia.com


Hallo!
Kali ini aku kembali bawa postingan yang cukup bermanfaat buat para pecinta wattpad alias wattpaders. Nahh.. udah tau kan wattpad itu apa ?
Jadi, wattpad itu sebuah aplikasi dimana kita dapat membaca cerita fiksi/non-fiksi dari berbagai penulis baik yang sudah profesional maupun yang masih amatiran di berbagai belahan dunia. Wattpad yang sekarang lagi booming di kalangan pembaca setia cerita online ini banyak memberi manfaat loh, terutama buat mengisi waktu luang. Terutama yang hobi baca novel ya, hehee
Oke, jadi disini aku bakal rekomendasi 5 cerita Wattpad bahasa Indonesia dengan genre sad story yang mungkin bisa bikin kalian (para pecinta sad story) baper dan ketagihan buat baca (halah bacot!)

1. Broken - Lilissuryani22

    Jadi cerita ini mengisahkan tentang seorang remaja SMA bernama Gibran yang sangat nakal. Hidupnya selalu dimanja oleh bundanya. Namun Gibran memiliki ayah yang cukup keras dan cenderung otoriter. Hingga seorang gadis bernama Aura hadir dalam hidup Gibran dan memberi warna yang lebih cerah bagi hidup Gibran. Namun, apakah warna itu akan tetap cerah untuk selamanya ? baca ceritanya aja yuk

Revisi 2018. Broken sudah menjadi novel. Dapatkan secepatnya di Gramedia terdekat!



2. Birru - Naesu13

    Cerbung ini menceritakan tentang seorang remaja SMA bernama Birru yang memiliki perilaku yang buruk. Hingga akhirnya ayahnya memutuskan untuk mengirim Birru ke pondok pesantren. Di pondok pesantren tersebut Birru berkali-kali mencoba untuk kabur. Namun, setelah mengenal sosok sahabat bernama Gaza, Birru akhirnya mengerti apa yang diharapkan oleh orang tuanya untuk dirinya. Namun begitu banyak musibah yang menimpa Birru, bagaimana Birru bisa menghadapinya ? monggo baca ceritanya yaa 



3. I Am Your Sad Ending - Michelletheovania

    Cerita ini berisi tentang seorang anak bernama Vanessa (Nessa) yang memiliki hidup yang sangat menyedihkan. Ia dikucilkan, seakan dibuang, dan tidak diinginkan. Penderitaannya tersebut ditambah dengan musibah yang menimpa ibunya yakni kecelakaan pesawat. Kematian ibunya membuat ayahnya berubah menjadi seseorang yang sangat sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak memiki waktu untuk Nessa. Hal tersebut membuat Nessa menjadi pribadi yang aneh, kasar, dan dijauhi teman-teman. Perilaku buruk tersebut menjadikan Nessa sebagai seseorang yang ditakuti dikemudian hari. Lalu, bagaimana kisah hidup Nessa berikutnya ?



4. Gwaenchanha - Naesu13

    Kali ini penulis yang sering dipanggil Nia/Nae ini menyajikan karyanya dalam bentuk fanfict Korea. Namun gaya penulisannya yang komunikatif dan menarik pasti membuat para readers dapat mudah memahami karyanya. Cerita ini mengisahkan tentang seorang remaja bernama Cho Kyuhyun yang pindah ke lain kota bersama dua kakak laki-lakinya dan ibunya setelah ayahnya meninggal. Namun, kehidupan di kota tidak sebaik yang Kyuhyun pikir. Mulai dari salah seorang kakaknya yang meninggal ketika melompat dari atas apartemen demi menyelamatkan nyawa Kyuhyun ketika kebakaran, hingga ia mengenal seorang malaikat yang sangat tulus. Namun, kisahnya tidak berhenti sampai disitu. Ada banyak warna hitam yang menutupi hidup Kyuhyun. Bagaimana Kyuhyun bisa bertahan di situasi tersebut? Baca ceritanya aja yuk



5. Nothing - Lilissuryani22

    Cerbung berjudul Nothing ini adalah sekuel dari cerita sebelumnya, yaitu Broken. Namun cerita ini memiliki alur yang berbeda dari cerita sebelumnya. Cerita ini mengisahkan dua orang anak kembar bernama Arkan dan Arlan yang dipisahkan ketika berumur 7 tahun. Hal tersebut dikarenakan Arkan memiliki daya tahan tubuh yang lemah sejak kecil. Orang tuanya pun menitipkan Arlan pada sang nenek. Hingga 10 tahun berlalu, Arlan berubah menjadi sosok yang begitu pendiam. Dan ketika itu juga Arkan dan Arlan bersatu dalam satu rumah kembali. Namun, perlakuan yang Arlan dapat dari orang tuanya tetaplah tidak sebanding dengan perhatian orang tuanya pada Arkan. Dan, apa yang akan terjadi pada Arkan dan Arlan. Baca ceritanya sambil nunggu kelanjutannya aja yuk, karena cerita ini belum rampung :D

Edit Juni 2019 : Novel 'Nothing' sudah terbit. Silahkan order di instagram @shopingbuku. Buku ini tidak dijual di Gramedia atau toko buku lain ya. Mungkin dijual online.




Itu saja yang bisa admin rekomendasikan. Semoga bermanfaat^..^


Saturday 5 September 2015

Cinta Pertama

27 April
Petang mulai muncul seiringnya cahaya surya yang mulai meredup, kembali ke peraduannya. Ufuk barat yang berwarna jingga dengan lembayungnya yang tampak elok nan rupawan, mengantarkan langit azzura menuju kegelapan malam yang ditemani milyaran gemintang.
Sama halnya seperti sepasang insan yang sedang tertawa lepas. Menikmati senja yang mengantarkan keduanya menuju bahagia. Melewati penat dan beban yang mungkin masih terpatri di wajah damai itu. Tawa yang bahkan terdengar nyaring dari beberapa meter dari sumber suara itu membuat siapa pun akan iri melihatnya. Dan tanpa ditanya, mereka seperti sepasang merpati putih yang indah dan bersih.
Sepeda gunung itu berhenti di salah satu tepi di dermaga yang sore ini tak begitu ramai. Gadis berambut ikal dengan mata sipit itu turun dari atas sepeda itu. Senyumnya masih mengembang dari bibir mungilnya. Seolah matanya berbicara bahwa ia amat bahagia hari ini. Berbicara pada seorang pria yang agak tua darinya. Yang menggunakan seragam sekolah yang sama dengannya. Yang juga ikut tersenyum melihat senyum itu masih terus mengembang.
Gadis itu berjalan agak cepat ke tepi pembatas antara pantai yang menjorok ke bawah. Detik berikutnya, setelah laki-laki berhidung mancung itu meletakkan sepedanya di tiang lampu yang ada ia juga ikut menyusul gadis itu. Merangkulnya dari belakang. Seolah tak ingin melewati indahnya senja bersama seseorang yang sangat ia sayang.
"Gue nggak mau pisah sama lo. Gimana pun caranya" ujar gadis itu. Gadis bername tag 'Aulia Jihan R' itu memejamkan kedua matanya. Merasakan hembusan angin pantai yang ingin sekali saja ia benar-benar merasakan bahwa banyak karunia yang seharusnya ia nikmati diantara getirnya kisah hidup mereka.
"Yang ada gue yang gak mau lo tinggal balik ke Surabaya" balas laki-laki itu. Ia menggembungkan pipinya. Sontak saja Jihan membuka kedua matanya dan menoleh ke samping kanannya, tempat laki-laki itu menaruh kepalanya di bahunya dan tertawa pelan.
"Gue gak pergi kok. Jarak Makassar-Surabaya nggak sejauh yang lo pikir" tetap saja laki-laki yang dua tahun lebih tua di atasnya itu memasang wajah lucunya. Dan hal itu membuat Jihan gemas. Dicubitnya pipi laki-laki itu.
"Tapi berikutnya lo bakalan ninggalin gue dan lebih bahagia disana. Ngelupain gue dan semua kenangan yang pernah kita buat disini"
Hening.
Tak ada yang menjawab. Dekapan laki-laki yang dipanggilnya 'Erik' itu terasa hangat menjalar di pori-pori kulitnya. Angin dan petang membawa keduanya menuju berbagai peristiwa yang mereka alami setahun belakangan ini.
Dan peristiwa demi peristiwa yang masih terpatri di benak masing-masing itu sungguh tak ingin mereka lupakan. Terlebih dua minggu lagi gadis yang amat istimewa untuk Erik itu kembali ke tanah Jawa tempat kelahirannya.
"Sungguh, lo adalah cinta pertama" kata Jihan pelan
"Apa gue cinta terakhir lo juga?"
"Ya, semoga saja"
***
Pensil itu mencoret selembar kertas putih dengan tulisan yang terlihat indah. Dan laki-laki bernama Erik itu masih sibuk berkutat di meja belajarnya sejak sejam yang lalu. Tak ada yang mengusiknya. Kecuali suara game dari play station milik kakak laki-lakinya yang bermain di kamarnya itu.
"Buat apa sih?" celetuk Adri, kakaknya. Yang sejak tadi sama diamnya dengan adiknya.
"Buat Jihan" jawab Erik sekenanya. Laki-laki yang terlihat dingin itu ternyata memiliki pribadi yang bisa saja membuat orang menggelengkan kepalanya terhadap sikapnya.
"Oh ya, Jihan kapan balik?"
"Dua minggu lagi" jawab Erik malas. Ia benar-benar tidak rela jika harus berpisah dengan sahabatnya yang nyatanya telah membuatnya jatuh hati untuk yang pertama kalinya. Entahlah, gadis kecil yang bersikap lebih dewasa darinya itu memang paling mengerti apa yang selalu ia rasakan.
"Nggak sedih atau apa gitu?" Adri melirik adiknya sekilas sebelum ia menekan-nekan tombol sticknya lagi.
"Buat apa? Toh dia bakalan kembali lagi kesini" Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa berpisah dengan Jihan tak akan seburuk yang ia pikir sebelumnya. Meski ia tahu ia akan kehilangan satu-satunya sahabat perempuannya sekaligus kekasihnya.
"Lagian dia itu sayang sama gue. Mana mungkin dia ngelupain gue" Adri terkekeh pelan mendengar kalimat terakhir adiknya.
***
29 April
Musim penghujan di akhir bulan ini memang begitu meresahkan. Terlebih untuk gadis yang saat ini menunggu jemputannya yang tak juga muncul sejak bel pulang untuk kelas tujuh dan delapan dua puluh menit yang lalu. Lorong-lorong sekolah bahkan sudah mulai sepi. Kecuali di kelas atas. Tempat anak-anak kelas sembilan yang masih melaksanakan bimbel untuk persiapan ujian nasional.
Bel terakhir berbunyi. Dan di menit berikutnya para siswa-siswi yang rata-rata bertubuh lebih besar dari Jihan itu keluar dari kelasnya masing-masing. Menerobos air hujan yang semakin deras jatuh ke permukaan bumi.
"Kok belum pulang?" celetuk seseorang dari belakang. Tanpa menoleh, Jihan sudah tau itu siapa
"Nunggu abang gue" Jihan memeluk tubuhnya sendiri, menyadari hawa dingin yang sejak tadi menemani tubuhnya yang hanya menggunakan seragam berlengan pendek.
"Mungkin abang lo kejebak macet" Jihan berdehem
"Pulang bareng gue aja gimana?" Ide yang membuat Jihan menoleh ke arah laki-laki yang agak pucat itu
"Bareng lo? Naik sepeda?" Erik mengangguk
"Tapi kan..."
"Kita lewati aja" seolah tahu maksud Jihan. Erik melepas jaket biru yang sempat melekat di tubuhnya dan memakaikannya pada tubuh mungil Jihan. Gadis itu tak menolak. Sedikit memperhatikan wajah yang tak biasanya menimbulkan rona-rona pasi itu.
"Lo sakit?"
"Enggak kok. Udah ah ayo. Nanti tambah deres" tak mau ditanya lebih banyak lagi. Laki-laki itu menyeret gadis yang tingginya sebatas bahunya itu untuk menerobos rinai hujan.
"Lo tau gak, gue bahagia banget tiap kali sama lo"
"Gue juga"
***
1 Mei
Bola mata gadis itu masih saja bergerak-gerak mencari seseorang yang ditunggunya sejak tadi pagi. Namun sosok yang biasanya selalu keluar paling awal di jam istirahat pertama itu tak juga muncul dari pintu berwarna cokelat tua itu.
"Kak" Jihan memanggil salah satu gadis yang dikenalnya adalah teman sekelas Erik
"Ya?"
"Kak Erik kok nggak kelihatan ya?"
"Dia nggak masuk"
"Nggak masuk? Kenapa kak?"
"Nggak tau, mungkin sakit. Soalnya kemaren agak pucet" Kata gadis berambut pirang itu. Memang kemarin seharian Jihan tidak sempat bertemu dengan Erik. Ia harus mengurus surat kepindahan sekolah.
"Eh aku duluan ya" Jihan tersenyum singkat
"Sakit? Sakit apa? Sakit hati gue tinggal balik? Haha" Jihan tertawa kecil dan kembali ke kelasnya
***
2 Mei
Wajah pucat yang masih menyimpan guratan kesayuan itu tersenyum ke arah gadis yang saat ini duduk di tepi ranjangnya. Mengelus pergelangan tangannya yang bebas dari selang infus. Ia dapat menangkap raut khawatir dari pemilik mata bening gadis itu.
"Emangnya lo sakit apa sih sampai harus opname gini?" tanya Jihan akhirnya. Pertanyaan yang sejak tadi ingin ia tanyakan pada laki-laki bernama Eriko Arif yang sedang bersandar di kepala tempat tidur itu.
"Sakit hati nih lo tinggal balik" jawab Erik seenaknya. Jihan tertawa pelan
"Tuh kan bener tebakan gue"
"Emang lo nebak apa?"
"Gue nebak kalo lo minum racun tikus dan bunuh diri sama pecahan kaca kamar mandi saking terpukulnya lo sama kepergian gue" jelas Jihan asal
"Yaelah monyet" Jihan membulatkan matanya. Wajah lugunya seolah mengatakan; apaan sih
"Hmm, emang sesayang apa sih lo sama gue kak Rik?" laki-laki berotak jenius itu berpikir sebentar
"Sesayang gue sama IPA"
"IPA? Emang apa hubungannya?"
"Karena bagi gue semua pengetahuan alam itu ada hukum dan teorinya yang bisa dibuktikan. Sama kayak cinta gue ke lo. Ada dan bisa dibuktikan" Jihan tertawa pelan
"Emang buktinya apa?"
"Buktinya nih gue sampai masuk rumah sakit gara-gara lo mau balik" Jihan tertawa lagi. Laki-laki di depannya ini memang paling bisa membuatnya tertawa karena ucapan-ucapannya yang asal-asalan namun selalu ia simpan baik-baik di memorinya.
"Perlu lo tau ya, sampai gue mati pun gue gak bakalan berhenti mencintai lo"
"Ih merinding gue dengernya" Jihan tertawa lepas, menatap wajah tampan yang tak pernah menampakkan wajah sendunya di depan siapa pun.
***
4 Mei
"Rik, lo tau gak? Gue.."
"Gak" belum sempat Jihan meneruskan pembicarannya, laki-laki yang duduk di beranda rumah sakit itu memotong ucapannya.
"Ih, gue belum selesai ngomongnya" Erik tertawa pelan
"Gue menang lomba nyanyi loh" Jihan berteriak senang. Beberapa pengunjung rumah sakit menoleh ke arahnya dan Jihan acuh saja
"Oh ya?" Jihan mengangguk semangat
"Gue mau denger dong suara lo kalo emang lo bisa nyanyi" Jihan menarik nafasnya masih dengan senyum yang mengembang dari bibirnya
"Jujur aku tak kuasa saat terakhir ku genggam tanganmu
Namun yang pasti terjadi kita mungkin tak bersama lagi"
"Bila nanti esok hari ku temukan dirimu bahagia
Ijinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya" Erik ikut melantunkan potongan lagu berjudul Demi Cinta itu. Entahlah, ia bukan seorang apresiator yang pandai menghayati lagu itu. Tapi ia akui, ia merasakan hal yang aneh dari lagu yang sepertinya tertuju padanya itu.
"Suara gue bagus kan?"
"Hmm"
"Ihh, kok gitu aja? Jelek ya?" wajah lucu itu seketika ditekuk
"Mau jelek, mau bagus. Lo tetep bidadari gue yang pertama dan terakhir" Jihan mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar
"Pandai deh urusan gombal" Erik ikut terkekeh
***
7 Mei
Tepi jalan raya Panakukang mulai ramai oleh kendaraan bermotor. Asap-asap pun mulai tercium hingga menimbulkan polusi tersendiri di kota Makassar itu.
Seperti halnya dua anak manusia yang berjalan di tepi jalan yang padat dilalui kendaraan itu. Hanya ada suara hiruk pikuk kota yang tertangkap di telinga mereka. Tak ada suara sejak mereka keluar dari pagar rumah bercat hijau di salah satu perumahan disana.
"Rik"
"Hmm"
"Nanti kalau kita udah besar, kita nikah yuk" di tengah bisingnya kendaraan, Erik masih dapat mendengar dengan samar suara Jihan. Ia tertawa pelan, pernyataan yang bagus.
"Emang lo kapan besarnya?" Tanya Erik menggoda. Laki-laki kalem itu menyeret gadis berlogat Jawa itu memasuki taman bermain disana.
"Nanti Rik, lima belas tahun lagi. Gue nunggu lo disana. Di kolam itu, gue mau lo ngelamar gue bawa sebatang bunga mawar merah" Dua pasang kaki itu melangkah melewati jalan setapak yang basah oleh hujan semalam.
"Sebatang mawar merah? Kok cuma sebatang? Nggak mau gue buatin mawar merah yang mengelilingi kolam itu?" mereka mencari salah satu bangku di tepian taman itu yang mengelilingi kolam dan air mancur.
"Enggak Rik. Gue mau satu aja. Biar praktis, bisa gue simpen di kamar gue sampai kamar gue jadi kamar kita dan anak-anak kita" Erik tersenyum, mengacak rambut Jihan. Gadis itu memang selalu punya alasan.
"Rik, kalau gue pergi jaga diri baik-baik ya" Ujar Jihan
"Yang ada lo kali' yang jaga diri. Lo disana sendiri cuma sama mama lo. Ditinggal mama lo kerja tiap hari dan hidup mandiri. Lo pasti kesulitan jaga diri lo. Baik-baik lo disana" Jihan mengangguk-angguk
"Pasti"
***
9 Mei
Kamar dengan nuansa hijau dan ornamen sepak bola yang memenuhi meja belajar, dinding dan nakas itu menjadi salah satu alasan Jihan untuk enggan memasuki kamar itu. Kamar itu hanya akan mengingatkannya pada kejadian setahun yang lalu ketika ia dimarahi habis-habisan oleh tetangganya karena bermain bola dengan sepupunya di Surabaya dan mengenai beberapa telur ayam yang belum menetas di tempatnya, entah bagaimana caranya.
Jika tidak karena laki-laki yang hari ini terlihat sangat lemas yang duduk bersandar di kepala tempat tidur itu sakit. Dan Jihan tak ingin melewati sedikit waktu pun selain berada di samping laki-laki itu selama ia masih ada di kota Phinisi ini.
"Dari dulu emang sering sakit ya Rik?" Erik hanya mengangguk pelan
"Sakit apa sih Rik?"
"Kecapekan doang"
"Rik.." Jihan meletakkan kepalanya di bahu Erik. Suhu tubuh laki-laki itu memang masih panas. Tapi ia akan merasa lebih baik jika gadis itu di sampingnya. Menemaninya berceloteh ria.
"Jangan sakit-sakitan" Erik menarik nafas pelan. Mengelus lembut kepala Jihan.
"Kenapa emangnya?"
"Nanti siapa yang jaga kamu kalau aku balik ke Surabaya?" tanya Jihan balik
"Kita saling menjaga. Kita telepati lewat sini" Erik menarik tangan Jihan dan meletakkan di dadanya. Jihan diam. Menatap wajah pucat dengan mata bening yang tak pernah hilang itu.
"Ingat ya, You are my first and last love" Lanjut Erik. Jihan mengerutkan dahinya
"First and Last?"
"Iya"
"Hmm, oke. You are my first and last love too"
"Tapi Han, takdir bisa berubah"
"Berubah?"
"Iya, bisa aja hari ini kita buat janji. Tapi besok janji itu nggak akan terpenuhi"
"Ya berdoa aja supaya terpenuhi" jawab Jihan enteng. Erik hanya geleng-geleng kepala
***
12 Mei
"Kenapa nggak bilang dari dulu?" tanya Jihan pelan. Lorong rumah sakit yang sudah sepi karena jam berkunjung sudah habis membuat suara yang ada disana terdengar jelas
"Dia takut Han" jawab Adri
"Takut apa?"
"Dia takut kamu bakalan jauhin dia. Dia takut kalau kamu nggak bisa nerima kenyataan kalau dia..."
"Aku pengen jaga dia lebih lama, kak" setitik air mata pertama yang luruh untuk laki-laki yang dianggapnya sebagai cinta pertamanya itu membuat Adri memandang lirih gadis kecil di sampingnya itu
"Kamu masih punya banyak waktu buat jaga dia" Adri menarik Jihan ke dalam pelukannya. Hal yang selalu ia lakukan pada adik perempuannya jika bersedih hati.
"Apa dia akan bertahan lama?" lirih, benar-benar lirih. Hanya hembusan dingin angin malam setelah hujan melanda, membuat langit menjadi kelabu dan bau tanah yang basah masih tercium, menambah kegundahan di hati kecilnya.
"Tentu. Dia laki-laki yang kuat" Jihan menyadari, ada yang bergetar diantara suara baritone itu. Dan keraguan dan kekhawatiran yang besar menyelinap masuk begitu saja ke relung hatinya.
***
14 Mei
Tak ada yang ingin melepaskan dekapan hangat di antara keduanya. Yang mereka inginkan hanya begini untuk selamanya. Wangi maskulin itu merambat ke pernafasannya. Dirasakannya setiap hembusan nafas di dada bidang yang semakin kurus itu.
Sementara Adri dan ayah Jihan yang menjadi saksi dua insan itu hanya diam. Berusaha menyembunyikan sesuatu yang tergenang di pelupuk mata. Menyaksikan bagaimana persahabatan dan kisah cinta pertama dan mungkin akan menjadi yang terakhir itu dengan begitu singkatnya. Dan takdir memang tak punya negosiasi.
"Aku akan nunggu kamu selama yang aku bisa" Suara serak itu membuat tangis Jihan semakin deras. Erik melepas pelukannya dan menatap detail wajah yang memerah itu.
"Dengar ya, sesuai janji kita. Aku akan ngelamar kamu, bawain kamu setangkai mawar merah di dekat kolam itu. Pegang janjiku!" Ucap Erik tegas. Masih dengan air matanya, Jihan mengangguk samar. Dan suasana haru itu terjadi selama beberapa menit di bandara yang nampak ramai. Liburan akan segera berakhir.
"You are my first and last love"
***
10 Agustus
Gadis berseragam biru putih itu berjalan cepat ke arah ponselnya yang berbunyi di atas meja belajar.
"Hallo, Rik.  Ada apa? Maaf ya baru pulang sekolah. Kam.."
"Aku Adri, Han" suara yang berbeda dari nama si pemilik nomer itu
"Oh, kak Adri. Ada apa kak?"
Hening
"Hallo?"
"Erik meninggal, Han" berhenti. Jihan merasa waktunya berhenti. Tak ada nada bercanda yang ia tangkap dari suara di seberang sana. Yang ada hanya nada lirih. Intonasi yang sarat dengan kesedihan. Dan detik berikutnya, air mata itu mengalir lagi.
Air mata yang benar-benar menjadi kesedihannya. Kesedihan membuatnya merasakan luka yang amat dalam. Ia tak percaya, dan kenyataan itu memaksanya dengan tegas untuk tetap percaya. Kekasihhnya telah pergi, untuk selamanya.
***
5 Juli
Sudah lima tahun.
Waktu yang tak pernah ku hitung lagi
Waktu yang membuatku berubah
Menjadi manusia sepertimu
Eriko Arif
Mungkin hanya itu nama yang aku kenang
Laki-laki yang lahir di Maros, tujuh April
Laki-laki yang jenius dan dingin
Laki-laki yang beraroma maskulin
Dan laki-laki yang menjadi cinta pertamaku
Kita pernah berjanji disini
Untuk dia melamarku dengan setangkai mawar merah
Banyak yang berubah dari tempat ini
Kecuali kolam yang tetap sama
Dan harapan untuk merangkai masa depan itu
Telah benar-benar berakhir
Aku minta maaf
Mungkin aku memang munafik karena mengingkari janji
Tapi aku hidup sebagai manusia yang beranjak dewasa
Dan tentu perasaan lain itu datang lagi
Pada orang yang berbeda
Orang yang berkepribadian nyaris mirip sepertimu, Erik
Orang yang memiliki senyuman manis semanis senyummu
Aku berharap kamu tak akan kecewa disana
Aku sudah berhasil pindah ke lain hati setelah sekian lamanya
Tapi tenang saja, kau tetap yang pertama
Terima kasih, Eriko Arif.
Ku pastikan kau pun bahagia disana
Disini, ku akhiri mimpi-mimpi kita
Dan aku ingin membuat mimpi yang baru
Mimpi untuk hidup bahagia dengan orang lain yang mampu membahagiakanku


THE END

Friday 15 November 2013

Biodata dan Foto Mario Stevano ( Rio Idola Cilik 3 )

Nama : Mario Stevano Aditya Haling
NP : Rio
TTL : Tomohon (Sulawesi Utara), 24 Oktober 1997
Agama : Protestan
Ibu : Amanda Kasangke
Ayah : Zeth Haling
Kakak : Marcel Haling
Sekolah : SMA Negeri 2 Manado
Hobi : Menyanyi, Bermain gitar, Nonton film
Penyanyi Favourite : Westlife, Jason Mraz
Makanan Favourite : Chitato (dulu), Tinutuan (bubur Manado)

Wawancara :

Ceritakan dong, perjalananmu hingga bias masuk 14 besar Idola Cilik 3!
Ketika Idola Cilik 2, aku pernah ikut audisi. Tapi, tidak LOLOS di babak penyisihan 35 besar menuju 14 besar. Nah, di Idola Cilik 3 ini, aku kembali ikut audisi. Dan ternyata, bisa LOLOS hingga 14 besar.


Seandainya nanti kamu tidak Lolos hingga babak Final Idola Cilik 3, bagaimana perasaanmu?
Biasa saja. Namanya juga perlombaan, pasti ada yang kalah dan menang. Jadi, kalau aku nanti kalah, aku harus bisa menerima dengan lapang dada. Aku juga nggak akan menangis. Masa sih, anak cowok menangis? Kan malu-maluin.

Apakah kemampuanmu dalam bermain gitar pernah ditampilkan dalam Idola Cilik 3?
Pernah. Yang lucu, selesai penampilanku, para juri bilang kalau aku lebih cocok jadi bintang tamu Idola Cilik 3 dibandingkan jadi pesertanya. Hehehe… Tentu aku senang dipuji seperti itu. Namun, Mama mengingatkanku untuk tidak cepat bangga dan sombong ketika dipuji. Sebab, kita nanti nggak akan lebih maju.



Fakta Rio Waktu Di Idola Cilik


*Katanya kalo Rio dimarahin mamanya, Rio suka lari ke mamanya Dea minta dibelain-RIO suara ngambeknyaa manjaaaaaaaaaaaa bgt sumpah bner2 kyk anak2.haha :D lucu bgt dahh. (info dr crew rcti)



*Kl ngajak penonton nyanyi, RIO sring bgt ngomong : "semuaaaaaaa..."



* Rio selalu ranking disekolahnya dari SD



*Rio suka gigit" bibir



*Rio suka gigit jarinya (liat aja di fotonya banyak yg lagi gigit jari)



*Rio sayang sama RISE *smua org jg tau*



*Rio suka chitato rasa sapi panggang (ini diliat dari foto)



*Cara rio ngomong huruf s lucu (dengerin aja) S, di desiskan dulu, baru dia sebutin. Coba aja denger di lagu Rindukan Dirimu, hueheheemm..



*Ktanya rio g terlalu bisa b.inggris , ,aku dngerin yang 11 besar, wkt dy nyanyiin I,m yours dia nyebut 'but' bukannya 'bat' tapi tetep 'but' trus bilang 'some' bukannya 'sam' tapi tetep 'som'



*Kan ad tuhh lintar dikunciin....gantian rio yng dikunciin matiin lampunya denger2 rio pnkt lhoo....



*Rio kalo baru bangun tidur rambut acak acakannya bikin tmbah keren (>,<)



*Rio dari pertama emang dah jago dance.na,,lentur banget anak.na,,hihihi...buktinya dy bisa moonwalk kyk M.Jacson gtu,,uda pernah kah liat videonya di youtube???



*Rio selalu bilang "torang samua basudara yo toh iyo toh iyo toh" kalo mau minta dukungan sms



*Rio suka makan Chitato, KFC, n buah anggur



*Rio selalu pake jam tangan warna hitam (kadang-kadang biru) di tangan kanannya setiap kali manggung. sama pake gelang di tangan kiri.



*Rio n dea sama2 suka ngoleksi GELANG



*Rio t slalu pake kalung yg bandulny: cincin. Pemberian dr kakaknya



*Rio plng suka renang n bulutangkis



*Walaupun rio kristen,tp skullny d SMP negeri



*Rio itu anaknya cemburuan ga suka diduain, hahaha, lucu (info dri temen)



*Rio itu suka usil n ngerjain orang, tpi bakal ngambek kalo dikerjain balik



*Rio deket sama Ka Ucie dll



*Rio suka gangguin Alvin, bgitupun dgn Alvin



*Rio sangat ngefans dengan agni dan debo ic 2



*Rio suaranya tetap prima karena suka makan telur bebek (gatau ayam lupa lagi ..) ditambah madu



*Saat pengumuman ke 3 besar antara Nova dan Alvin, rio cemas sekali kalau alvin tinggal kelas



*Rio ga bisa berenang..klo berenang aja nemplok2 sama temennya...



*RIO sukanya makan chitato plg gga suka kalo dimintain chitatonya.,hahaha XD



*Denger" dr temen katanya RIO jago nyomblangin orang ., (?) "katanya" temenku dy pnh nyomblangin admiin RISE benarkah ?? haha



*RIO jaketnya bejibun abisss, haha gpenting yah ?? haha XP



*RIO sukanya nonton OVJ 



*RIO pernah kepleset dipinggir kolam renang, kata temenku yg pas itu ke GT ketemu RIO.,haha kasian si RIO katanya tangannya sakit gitu deh XD rio..rio..



*Rio it d berikan julukan ~PUPBAY~ 

kalo angel julukanny ~NONBAY~ 

kalo kk uci ~BUBAY (julukan kak uci dri alvin)~

(Pupbay: putra paling lebay, Nonbay:Nona Lebay, Bubay: Ibu Lebay)



*Rio susah makan, tp suka ngemil



*Klo mau tidur, RIO musti dipukul2 pantatnya..



*Rio sm kakaknya cm beda 8 bln



*Ayah rio itu tentara



*Rio itu anakny baik,,ganteng,usil n gokill abisss....



*Rio itu cool klo di pnggung,,tpi, klo di luar pnggung nakny manja...



*Rio pernah ngetawain om dave nyanyi,,hehehe. pas menuju pentas om dave disuruh nyayi lagu anugrah terindah, awalN diketawain sm rio tp akhirN rio ikut nyanyi juga. Lucu deh,,



*Rio selalu pake jam tangan warna hitam (kadang-kadang biru) di tangan kanannya setiap kali manggung. sama pake gelang di tangan kiri.



*Rio anaknya sopan



*Rio deket sama admin admin RISE



*Om rio ramah banget (om rio tuh gendut terus putih, tp mang ramaaaaah bgt)



*Rio banyak ulah banget.. jailnya,centilnya . ahha



*Perhatiin deh foto fotonya rio, celana jeansnya yang sering dia pake itu mulu.. hehehehe..(item belakangN ada putihN, yg ada putih berbentuk huruf K...kalo gak salah dipake di 3 besar, terus waktu nyanyi tak ada t4 seperti surga di menuju pentas, sama nyanyi kasih tak samapi sm patton,,hehehe)



*Sepatu Rio yang warna hijau tosca itu mereknya Airwalk, yg kemaren aku liat harganya *itupun lagi diskon* Rp.200.000



*Rio pernah mengikuti audisi di IC2 sayangnya ga masuk 35 besar



*Rio anaknya baik bgt dan perhatian kepada temannya. Saat Alvin nangis di rapor GF Rio yg hapusin airmata Alvin



*Wkt lg makan chitato, Rio digangguin ama Alvin trs Rio jadi ga nafsu makan gara2 Alvin.



*Rio-Alvin suka saling mengerjai dan mengusili.. Haha



*Rio ska bnet mkan ice crem...



*Rio suka baca komik Bleach...



*Rio suka makan es krim walls yang belang tiga (merah kuning ijo)



*Rio paling susah disuruh makan (makanya kurus)



*Rio udah 4 bulan ga makan eskrim



*Rio ngefans sama jason mraz sama westlife tapi rio ga terlalu pinter bhs.inggris



*Rio paling suka pelajaran sains sama olahraga



*Rio paling gak suka dicuekin, dan langsung ngambek kalo dicuekin



*Rio paling pelit kalo chitatonya diminta



*Rio orgny suka becanda



*Rio itu care banget sama temen temennya



*Rio paling gak bisa nolak kalo dikasih chitato



*Gaya andalan RIO pas difoto tu yg ngbtk metal (tlunjuk,klingking, n jempol yg diangkat)..sring bgt difoto pke gy itu..hehehe..



*Rio itu waktu kecil (ato bayi lupa) kalo nangis tinggal disetel lagu (lupa lagu/musik) nanti diem :) *majalah Nyata*



*Dapet info dr RISE, katanya kalo mau ngambil falset, rio mindahin mic nya ke tangan satunya... {pada nyadar ga?}



*Terus rio udh prnh nyiptain lagu rohani...Judulnya "Sebening Embun Pagi"

#NB : Waktu Thun 2012 Rio buat video clip dgn lagu Rohani judulnya "Indah Bersamamu" Ciptaannya papanya Rio sendiri











































Maaf ya, fotonya kebanyakan.p